Welcome

Berawal dari ketiadaan, kita berpikir dan belajar untuk menciptakan. Membuat segala sesuatunya menjadi lebih baik, lebih berarti dan lebih bermanfaat. "Mari berbagi manfaat" #Give thank to Allah, the Creator of all things.

Tuesday, December 13, 2011

Belajarlah Bercinta Seperti Salman Al-Farisi



 Di saat Salman Al-Farisi merasakan sudah layak baginya untuk menyempurnakan separuh daripada agama, dia sudah siap untuk melamar seorang gadis solehah dari kaum Ansar, yang selalu meniti di bibir para pemuda di Kota Madinah.
Memperolehi cinta wanita solehah itu ibarat membelai cinta para bidadari di Syurga. Wanita solehah itu telah menambat hatinya untuk menuntun karya-karya indah bak lakaran pelangi, penuh warna dan cinta.
Beliau menjemput sahabat karibnya, Abu Darda’ sebagai teman bicaranya ketika bertemu keluarga wanita solehah itu.

“Subhanallah.. Alhamdulillah”

Terpancul kata-kata dari mulut Abu Darda’, tanda ta’ajub dan syukur di atas niat suci temannya itu. Dia begitu teruja kerana dapat membantu temannya dalam hal baik sebegini.


Maka menujulah mereka ke rumah wanita solehah yang menjadi buah mulut para pemuda gagah perkasa di Kota Madinah.

“Saya adalah Abu Darda’ dan ini adalah saudara saya Salman al-Farisi. Allah Taala telah memuliakannya dengan Islam, dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya.
Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah s.a.w, hingga Rasulullah menyebut beliau sebagai sebahagian daripada ahli bait-nya.
Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar puteri kalian untuk dipersuntingnya”, berkata Abu Darda’ kepada keluarga wanita tersebut. Susunan bahasanya cukup berlapik dan indah.

“Menerima kalian berdua sebagai tetamu, sahabat Rasulullah yang mulia sudah menjadi penghormatan terbesar buat kami. Dan adalah kehormatan lebih besar bagi keluarga kami bermenantukan seorang sahabat Rasulullah SAW yang utama.

Akan tetapi hak untuk memberi kata putus tetap sepenuhnya berada di tangan anakanda puteri saya. Saya serahkan kepada puteri kami untuk memperhitungkannya” wali wanita solehah memberi isyarat ke arah hijab, di belakangnya sang puteri menanti dengan segala debar hati.

“Silakan tuan..” balas Abu Darda’.

Selepas beberapa minit berlalu, datanglah walinya memberi kata pemutus daripada sang puteri kesayangannya.

“Maafkan kami di atas apa yang saya akan katakan..”

“Kerana kalian tetamu terhormat kami, sahabat baginda S.A.W yang amat dicintainya. Kami hanya mengharap redha Allah bersama kita semua. Sebenarnya puteri saya telah menolak pinangan Salman.
Namun jika Abu Darda’ mempunyai hajat yang sama, puteri kami senang menerima pinangannya dengan penuh syukur” kata-kata wali wanita solehah itu tidak sedikit pun mengejutkan Salman al-Farisi malah menyambutnya dengan alunan tahmid yang tidak putus-putus.

“Allahu Akbar.. Maha Suci Allah telah memilih teman baik saya sebagai pengganti” dengan penuh rasa kebesaran Tuhan menyelinap roh cinta-Nya memenuhi jiwanya yang kerdil.

“Semua mahar dan nafkah yang telah ku persiapkan ini akan aku serahkan pada Abu Darda’, teman baik ku dunia akhirat. Dan aku akan menjadi saksi pernikahan bersejarah kalian!” Air mata kasih dan syukur membening suasana redup di suatu petang itu.

 Petikan kisah ini diambil dari buku Jalan Cinta Para PejuangSalim A. Fillah

Salman al-Farisi yg begitu setia dan utama disisi Rasulullah juga diuji sedemikian hebat apabila cintanya ditolak oleh gadis solehah idamannnya. Dan yang lebih mengejutkan lagi, sahabat baiknya yang pada mulanya dijadikan ‘teman bicara’ untuk meminang pula yang menjadi pilihan si gadis solehah.
Dan bagaimana pula reaksi jika kita meletakkan diri kita ditempat dan situasi Salman al-Farisi? mampukah kita memberi dan membenarkan segalanya dgn keikhlasan? Sudah pasti akan timbul sedikit rasa marah pada mulanya dan diikuti rasa terkilan.

Tapi berbedanya dgn Salman al-Farisi. Beliau begitu kuat menerima setiap ketentuan Illahi dgn penuh rasa syukur dan ridha. Baginya, satu pekerjaan yang besar lagi mulia adalah dengan MEMBERI..

 Kisah beliau mengajar kita bahwa tiada Rabb yang berhak disembah melainkan Allah S.W.T. Yang Maha mengetahui tentang sesuatu yang tidak kita ketahui dan Dialah Maha mengetahui yang terbaik bagi kita.

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih telah membaca,

Semoga perjumpaan kali ini berkesan di hati sahabat-sahabat sekalian, silahkan diambil manfaatnya, serta dibawa pulang oleh-oleh pelajaran dan ilmunya. :)

Jika ingin meninggalkan jejak dan ingin mengirimkan komentar, Silahkan isi kotak komentar di bawah ini...

Mario Teguh's Quotes

Quotes

Blogger Jogja

Traffic Exchange

EasyHits4U.com - Your Free Traffic Exchange - 1:1 Exchange Ratio, 5-Tier Referral Program. FREE Advertising!

Wibiya provides a web toolbar that enables blogs and websites to integrate the most exciting services and web applications into their blog or website.