Namun, penting untuk dicatat bahwa dalam Islam juga diajarkan bahwa manusia bertanggung jawab atas tindakan dan pilihan mereka. Meskipun segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah, manusia tetap memiliki kebebasan untuk memilih dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Allah memberikan manusia kebebasan untuk memilih antara yang baik dan buruk, dan manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka di akhirat.
Dalam menghadapi takdir, seorang Muslim diajarkan untuk menerima dengan ikhlas apa yang telah ditetapkan oleh Allah, sambil terus berusaha dengan maksimal dan berdoa agar diberikan kemudahan dalam menghadapinya. Kepercayaan ini memberikan kekuatan dan ketenangan bagi umat Muslim, karena mereka meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan mereka adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar dan memiliki hikmah di baliknya.
Dalam agama Islam, umat Muslim diajarkan untuk menerima takdir dengan ikhlas. Takdir merujuk pada segala hal yang ditentukan oleh Allah SWT, termasuk peristiwa dan kejadian dalam kehidupan manusia. Kepercayaan pada takdir adalah bagian integral dari iman seorang Muslim.
Ajaran Islam mengajarkan bahwa Allah SWT adalah Sang Pencipta dan Pengatur segala sesuatu di alam semesta. Takdir adalah kehendak-Nya yang tidak dapat diganggu gugat. Oleh karena itu, dalam menghadapi takdir, umat Muslim diajarkan untuk menerima dengan ikhlas apa yang telah ditetapkan oleh Allah. Hal ini tercermin dalam firman Allah dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 155-157:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِين ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَٰتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُهْتَدُونَ
"Dan Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami kembali). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."
Dalam menghadapi takdir, umat Muslim juga diajarkan untuk tetap berusaha dan melakukan usaha terbaik mereka dengan tawakkal (pasrah kepada Allah). Ini berarti mereka berupaya dengan sungguh-sungguh, namun pada akhirnya mereka meletakkan hasil dan keluaran akhir dari usaha mereka kepada Allah. Mereka memahami bahwa Allah adalah yang menentukan hasil akhir dari segala upaya dan bahwa hanya Dia yang memiliki kendali mutlak atas semua kejadian.
Selain itu, kesabaran juga merupakan nilai yang penting dalam menghadapi takdir. Seorang Muslim diajarkan untuk bersabar dalam menghadapi cobaan dan kesulitan, serta mempercayai bahwa dalam setiap takdir yang Allah tetapkan, terdapat hikmah dan kebaikan yang mungkin tidak dapat dipahami pada saat itu.
Dalam Islam, menerima takdir dengan ikhlas bukan berarti pasif atau tanpa usaha. Umat Muslim tetap diharapkan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh, namun juga sadar bahwa hasil akhir adalah kehendak Allah SWT. Dengan memahami dan menerima takdir dengan ikhlas, seorang Muslim dapat mencapai ketenangan batin, ketabahan, dan keikhlasan dalam menjalani kehidupan ini.
Apapun yang terjadi dalam kehidupan kita itu pasti telah Allah gariskan dan tentukan sebelum kita dihidupkan oleh Allah SWT. Sudah tertulis dalam kitab lauh mahfuz, dan yang sudah Allah SWT tentukan kematian, rezeki, jodoh, ketetapan baik dan buruk.
Kita masih bisa merubah tanpa kita pasrah dengan takdir yang kita tetapkan, kita masih punya kesempatan untuk merubah dan memperbaiki itu semua. Maka sebagai seorang muslim, tidak ada kata prustasi dalam kehidupan, tidak bahagia terhadap apa yang Allah berikan ,dan tidak berbangga terhadap apa yang telah Allah berikan.
Qs Al Hadid 22-23
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ
"Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah."
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَآ اٰتٰىكُمْ ۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۙ
"(Yang demikian itu kami tetapkan) agar kamu tidak bersedih terhadap apa yang luput dari kamu dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri."
Jadi tidak seorang dari kita yang mengetahui akan rahasia Allah SWT. Tapi kita diperintahkan untuk beriman kepada qadha dan qadar. Dalam melakukan kebaikan kita harus yakini dan pahami. Bahwa segala sesuatunya bisa kita upayakan dan usahakan bukan berarti pasrah, tapi masih ada kesempatan untuk merubah itu semua.
Allah memudahkan jalan itu maka Allah akan mudahkan rezekinya, sangat mengherankan urusan muslim itu ketika ia diuji dengan kebaikan ia bersyukur dan ketika diuji dengan keburukan ia bersabar. Ia tidak merasa sombong dan apa yang ia dapat untuk dijalan Allah SWT. Inilah uniknya seorang muslim segala sesuatu adalah ladang kebaikan.
Qadha memiliki banyak pengertian, diantaranya adalah
1. Pemutusan
Qs Al Baqarah : 117
مٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِؕ وَ اِذَا قَضٰٓى اَمۡرًا فَاِنَّمَا يَقُوۡلُ لَهٗ كُنۡ فَيَكُوۡنُ
"(Allah) pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu."
2. Perintah
Qs Al Isra : 23
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."
3. Pemberitaan
Qs Al Hijr : 66
وَقَضَيۡنَاۤ اِلَيۡهِ ذٰ لِكَ الۡاَمۡرَ اَنَّ دَابِرَ هٰٓؤُلَاۤءِ مَقۡطُوۡعٌ مُّصۡبِحِيۡنَ
"Dan telah Kami tetapkan kepadanya (Luth) keputusan itu, bahwa akhirnya mereka akan ditumpas habis pada waktu subuh."
Ketika Allah SWT memberikan kemudahan dalam proses bisa jadi itu jalan Allah dalam mendekatkan kita kepada surga Allah SWT. Ini yang sama sama pahami sekilas Allah sudah menentukan surga dan neraka bagi kita, ketika kita dimudahkan dalam perjalanan amal kebaikan kita maka Allah akan mengantarkan pada surganya. Sudah semudah apa kita menjalani kehidupan kita untuk mendekatkan kita pada surga Allah?, dimudahkan, dikuatkan, kita berharap Allah SWT memberikan keridhoan dan keistiqomahan dalam dakwah dan amal amal sholeh ibadah kita senantiasa memberikan kebaikan sekecil apapun diniatkan untuk mengharapkan ridho Allah SWT.
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih telah membaca,
Semoga perjumpaan kali ini berkesan di hati sahabat-sahabat sekalian, silahkan diambil manfaatnya, serta dibawa pulang oleh-oleh pelajaran dan ilmunya. :)
Jika ingin meninggalkan jejak dan ingin mengirimkan komentar, Silahkan isi kotak komentar di bawah ini...